SOLOK - Bersama salah seorang warga binaanya, Sukirman yang merupakan penggiat kesenian daerah, Babinsa Koramil 01/Kota Solok Kodim 0309/Solok Serda Andri Silvia berupaya ikut melestarikan kesenian budaya Minangkabau, khususnya Randai.
Bersama penggiat kesinian adat Nagari Gaung, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok, Sumatera Barat itu, Serda Adndri Silvia mengajak generasi muda dan para remaja di Nagari tersebut untuk tetap menjaga dan melestarikan kearifan dan kebudayaan lokal, dengan rutin melaksanakan Randai.
Adapun Randai merupakan kesenian yang komplek karena terdiri dari beberapa unsur seni yaitu seni teater/ sastra, seni musik tradisional, seni tari dan juga seni beladiri silat atau bisa disebut dengan silek di daerah Minangkabau.
Dijelaskankan Serda Andri, Randai sendiri dipimpin oleh satu orang yang biasa disebut panggoreh, yang mana selain ikut serta bergerak dalam legaran, Dia juga memiliki tugas yaitu mengeluarkan teriakan khas yang tujuannya untuk menentukan cepat atau lambatnya tempo gerakan seiring dengan dendang atau Gurindam. Untuk menuntaskan satu cerita Randai saja bisa menghabiskan 1 hingga 5 jam bahkan lebih.
"Untuk latihan randai itu sendiri bisa menghabiskan waktu 1 hingga 5 Jam, maka dari sekarang kita ajak anak muda dan remaja agar dapat tetap menjaga dan melestarikan kesenian Randai agar tetap hidup di tengah-tengah masyarakat Sumatera Barat, khususnga di Nagari Gaung ini, " ungkap Serda Andri
Sementara itu, Sukirman selaku penggiat kesenian Randai di Nagari Gaung mengatakan bahwa pada umumnya latihan ini dilaksanakan pada malam hari (usai Shalat Isya).
"Kalau di Minangkabau ini semua anak laki-laki harus ke Surau sejak Maghrib. Mereka belajar mengaji dan mendengarkan ceramah agama Islam. Setelah salat Isya, baru kita bisa memulai untuk melaksanakan latihan, Itulah sebabnya, sasaran atau gelanggang Randai berada tidak jauh dari Masjid/Surau, " tutur Sukirman saat ditemui di Gelanggang Randai, Sabtu (4/06/22).
Dijelaskan Sukirman, sebagai pamenan anak muda, Randai bermanfaat tidak hanya sebagai tontonan yang menghibur, tetapi juga sebagai tuntunan. Setiap perbuatan buruk/jahat pada akhirnya pasti akan mengalami nasib sial, celaka atau dikalahkan, sesuai dengan cerita-cerita rakyat yang biasa diangkat dalam Randai.
“Randai juga bermanfaat sebagai upaya mempersatukan komunitas anak-anak muda dan menyatukannya visi anak nagari, " tutup Sukirman
Sementara itu Wali Nagari Gaung Kecamatan Kubung Rizal Idzeko membenarkan dan mengapresiasi keberadaan sanggar seni tradisional Harimau Campo, yang melestrikan Kesenian Randai yang merupakan kearifan lokal Minangkabau. (MC/Amel)
Baca juga:
Asal Usul Suku Kampai Minangkabau
|